LANCIANO, sekitar 700 M
Lanciano adalah sebuah
kota kecil di pesisir Laut Adriatic di Italia. Lanciano berarti “tombak”.
Menurut tradisi, Santo Longinus, prajurit yang menikamkan tombaknya ke lambung
Yesus hingga mengalir Darah dan Air (Yoh 19:34), berasal dari Lanciano.
Longinus bertobat setelah peristiwa penyaliban dan di kemudian hari wafat
sebagai martir demi imannya.
Pada masa terjadinya mukjizat
Ekaristi ini, suatu bidaah (ajaran sesat) menyebar dalam Gereja menentang
ajaran tentang Kehadiran Nyata Yesus Kristus dalam Ekaristi. Dalam hati seorang
imam timbul keragu-raguan dan keragu-raguannya itu semakin lama semakin kuat.
Suatu pagi, saat Konsekrasi dalam perayaan Misa, tubuhnya gemetar dan
berguncang hebat. Di hadapan umat, ia menunjukkan apa yang telah terjadi
Hosti telah berubah
menjadi Daging dan anggur menjadi Darah!
Mukjizat ini terjadi hampir 1300 tahun yang silam dan berlangsung hingga
kini. Sekitar tahun 1970-an dilakukan penelitian dan hasilnya membuktikan bahwa
daging tersebut adalah jaringan jantung manusia dan darahnya adalah darah
manusia, keduanya memiliki golongan darah AB. Darah memiliki karakteristik
darah hidup dan tidak diketemukan adanya bahan pengawet atau sejenisnya, baik
dalam daging maupun dalam darah.
Mungkin mukjizat Darah yang meluap hendak menunjukkan kepada kita bahwa
Yesus sungguh hadir dalam Ekaristi. Mari merenungkan bagaimana seharusnya kita
berubah setelah menyambut Yesus dengan mengijinkan-Nya tinggal dalam kita dan
mengisi kita dengan kuasa Roh Kudus.
|
Gambar di sebelah kanan bukan lukisan melainkan foto asli. Adalah rahmat,
yang diberikan kepada seorang imam Jerman, Pastor Palmatius Zilligen
(meninggal 20 April 1989), pada hari ketiga sesudah tahbisannya sebagai imam.
Baik imam Zilligen, maupun saudaranya yang mengabadikan peristiwa itu, tidak
melihat keajaiban, yang baru tampak indah sekali dan menakjubkan dalam foto
hasil pemotretan: Penyelamat yang tersalib, sebagai bukti bahwa Kurban
Ekaristi Kudus dan penebusan pada salib adalah sama. Perbedaannya hanya
terletak pada cara persembahan.
Sumber : “Kurban Misa
Kudus - Dalam Penglihatan Bruder Kostka (Joseph Wasel)”; Klemens Kiser;
Penerbit Nusa Indah 2003
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar