Tanya-jawab Mengenai Keurupan dan Eksorsisme dengan P. Gabrielle Amort : Pakar Eksorsismme Gereja
Katholik
Pastor Gabriele Amorth dilahirkan tanggal 01 Mei 1925 di Modena,
Italia Utara.
Berikut wawancara dengan beliau
v Bagaimanakah Romo mengenali bahwa seseorang
kerasukan setan?
Tidak mudah. Ada banyak tingkat kerasukan setan. Setan tak hendak dikenali,
jadi ada orang-orang yang kerasukan yang berhasil menyembunyikannya. Ada kasus-kasus
di mana mereka yang kerasukan menderita sakit fisik yang luar biasa hingga
mereka tak dapat bergerak.
Amatlah penting untuk tidak mencampuradukkan antara kasus kerasukan setan
dengan penyakit biasa. Gejala-gejala kerasukan setan seringkali meliputi sakit
kepala yang hebat dan kejang perut; orang harus selalu pergi ke dokter terlebih
dahulu sebelum datang pada seorang eksorsis. Ada banyak orang datang kepada
saya, padahal mereka sama sekali tidak kerasukan; mereka menderita ayan atau
schizophrenia atau masalah kejiwaan lainnya. Dari ribuan pasien yang saya
temui, hanya sekitar seratus atau lebih yang sungguh kerasukan setan.
v Tidakkah seorang yang
histeris dapat mereka-reka gejala yang sama?
Kita dapat mengenali yang hasil rekaan. Kita melihat ke dalam mata mereka.
Sebagai bagian dari eksorsisme, di saat-saat tertentu dalam doa, dengan dua
jari kita membuka kelopak mata pasien. Hampir selalu, dalam kasus-kasus di mana
roh jahat ada, bola mata sepenuhnya tampak putih. Bahkan dengan bantuan kedua
tangan, kita nyaris tak dapat melihat apakah pupil mata mengarah ke atas atau
ke bawah mata. Jika pupil mata mengarah ke atas, roh jahat yang merasukinya
adalah scorpio; jika mengarah ke bawah adalah ular
v Apakah yang menjadi dasar eksorsisme dalam Gereja Katolik?
Yesus melakukan eksorsisme. Ia mengusir roh-roh jahat, membebaskan jiwa-jiwa dari kerasukan setan; dari Yesus Sendiri-lah Gereja menerima kuasa dan tugas pengusiran setan. Eksorsisme sederhana dilakukan Gereja dalam setiap pembaptisan, tetapi eksorsime yang lebih berat hanya dapat dilakukan oleh seorang imam yang mendapatkan wewenang khusus dari bapa uskup.
v Dapatkah Romo menggambarkan
ritual eksorsisme?
Ritual dimulai dengan kata-kata “Ecce
crucem Domini” (“Lihatlah Salib Tuhan”); imam hendaknya menjamah leher orang
yang kerasukan dengan ujung stolanya dan meletakkan tangannya ke atas kepala
kurban. Roh jahat akan berusaha untuk menyembunyikan diri. Tugas kita adalah
membuatnya muncul, lalu menghalaunya keluar. Ada banyak cara untuk memaksa
mereka memperlihatkan diri. Meski ritual tidak menyebutkannya, pengalaman
mengajarkan bahwa minyak dan air suci, juga garam, dapat sangat efektif.
Roh-roh jahat sangat berhati-hati untuk tidak berbicara dan kita harus memaksanya
berbicara. Apabila roh-roh jahat dengan suka hati berceloteh, maka itu adalah
tipuan guna memperdaya eksorsis. Hendaknya kita tidak mengajukan pertanyaan
yang tak berguna, yang timbul karena rasa ingin tahu; melainkan haruslah kita
menanyainya dengan hati-hati. Kita selalu mulai dengan menanyakan nama roh
jahat itu.
v Apakah ia menjawab?
Ya, melalui si kurban, tetapi dalam suara yang aneh dan tak wajar. Jika itu
adalah iblis sendiri, ia akan mengatakan, “Aku setan, atau Lucifer, atau
Beelzebul.” Kita tanyakan apakah ia sendirian atau adakah yang lain bersamanya.
Biasanya ada dua atau lima, duapuluh atau tigapuluh. Kita harus mengetahui
jumlahnya. Kita tanyakan bilamana dan bagaimana ia masuk ke dalam tubuh kurban.
Kita mencari tahu apakah kehadiran mereka dikarenakan suatu kutukan dan jenis
kutukan yang mana.
Selama eksorsisme, roh jahat dapat muncul perlahan-lahan atau muncul dengan
ledakan yang tiba-tiba. Ia tak hendak memperlihatkan diri; ia akan murka dan ia
amat kuat. Dalam suatu eksorsisme, saya melihat seorang anak berusia sebelas
tahun yang dicengkeram oleh empat orang dewasa yang kuat, dan anak itu
mencampakkan keempat-empatnya dengan mudah. Ada pula seorang anak laki-laki
berumur sepuluh tahun yang mengangkat suatu meja yang sangat besar dan berat.
Sesudahnya, saya memeriksa otot-otot lengan anak itu. Ia tak mungkin dapat
melakukannya dari dirinya sendiri; ada kekuasaan iblis di dalamnya, Sebagian
pasien harus dibelenggu di atas tempat tidur. Mereka meludah; mereka muntah.
Pertama-tama setan akan berusaha menjatuhkan mental eksorsis, lalu ia akan
berusaha menakut-nakutinya, dengan berkata, “Malam ini aku akan menempatkan
seekor ular di bawah tempat tidurmu. Esok aku akan memakan hatimu.”
v Apakah terkadang Romo takut?
Tidak pernah; saya punya iman. Saya akan menertawakannya dan berkata, “Ada
Santa Perawan di sampingku. Aku Gabriel. Pergi dan lawanlah Malaikat Agung St
Gabriel jika kau mau.” Biasanya itu akan membungkam mereka.
Rahasianya adalah menemukan titik kelemahan roh jahat itu. Sebagian roh jahat
tak dapat tahan apabila imam membuat Tanda Salib dengan stola pada bagian tubuh
yang sakit, sebagian lainnya tak dapat tahan hembusan napas di wajah; yang
lainnya berjuang sekuat tenaga melawan berkat dengan air suci.
Meringankan pasien selalu mungkin, tetapi menghalau roh jahat sepenuhnya dari
kurban dapat dibutuhkan banyak eksorsisme selama bertahun-tahun. Sebab, bagi
roh jahat, meninggalkan tubuh yang dirasukinya dan kembali ke neraka berarti
mati untuk selamanya dan selanjutnya sama sekali kehilangan kemampuan untuk
mencelakai manusia. Ia akan mengungkapkan keputusasaannya dengan mengatakan,
“Aku mati, aku mati. Engkau membunuhku; engkau menang. Semua imam adalah
pembunuh!”
v Bagaimana asal mulanya
hingga orang dapat dirasuki setan?
Saya yakin, terkadang Tuhan memilih jiwa-jiwa tertentu untuk mengalami suatu
ujian khusus akan ketahanan rohani, tetapi, yang lebih sering terjadi adalah
orang membuat dirinya rentan dirasuki iblis dengan bermain-main dengan black
magic. Sebagian terjebak dalam praktek-praktek setanisme. Yang lainnya
merupakan kurban suatu kutukan.
v Adakah eksorsisme di luar
Gereja Katolik?
Segala kepercayaan, segala kebudayaan, memiliki eksorsisme, tetapi hanya
eksorsisme Kristiani yang memiliki kuasa sejati untuk mengusir roh-roh jahat
melalui teladan dan kuasa dari Kristus
v Apakah kejahatan memang
diciptakan oleh Tuhan? Apakah Tuhan menciptakan neraka?
Kita harus
memperjelas hal ini: kejahatan, penderitaan, maut dan neraka tidak diciptakan
oleh Tuhan. Saya hendak menceritakan sesuatu mengenai hal ini. Suatu hari P
Candido sedang mengusir keluar roh jahat. Di akhir eksorsisme, imam berpaling
kepada roh jahat dan dengan keras menghardiknya, “Keluar dari sini! Tuhan telah
menyiapkan suatu tempat tinggal yang nyaman, dengan api yang berkobar-kobar
untukmu!” Mendengar itu, roh jahat menjawab, “Kau tak tahu apa-apa! Bukan Dia
[Tuhan] yang menciptakan neraka; tetapi kami. Ia bahkan tak pernah
memikirkannya.” Serupa dengan itu, dalam kesempatan lain, ketika saya sedang
menanyai roh jahat untuk mengetahui apakah ia terlibat dalam penciptaan neraka,
roh jahat menjawab, “Kami semua terlibat.”
v Apakah sebagian orang
memang ditakdirkan untuk masuk neraka?
Saya biasa menjawab dengan empat kebenaran yang dinyatakan Kitab Suci bagi
kita: Tuhan menghendaki agar semua orang diselamatkan; tak seorang pun
ditakdirkan masuk ke neraka; Yesus wafat bagi semua orang; dan tiap-tiap orang
telah dianugerahi rahmat yang cukup agar beroleh keselamatan.
v Apakah Yesus lebih berkuasa
dari roh-roh jahat?
Apabila saya mengucapkan kata-kata ini, “dalam nama Yesus bertekuk lutut segala
yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,” saya
berlutut, semua orang yang hadir berlutut, dan selalu, orang yang kerasukan
roh-roh jahat pun akan terpaksa berlutut. Sungguh suatu saat yang menggetarkan
hati dan penuh daya kuasa.
v Apakah Romo menonton “The
Exorcist”, film horror terkenal tahun 1973?
Tentu saja,
spesial efeknya berlebihan, tetapi suatu film yang bagus dan pada pokoknya
benar, berdasarkan novel yang baik yang didasarkan pada suatu kisah nyata.
Orang perlu tahu apa yang kami lakukan.
Sumber: “An Interview With Fr Gabriele Amorth – The
Church’s Leading Exorcist by Gyles Brandreth of The Sunday Telegraph (October)