Minggu, 22 April 2012

Hoax atau Fakta


Foto Makhluk Ghoul / makhluk rawa

Foto ini di ambil dari kamera rusa yang dipasang oleh seorang pemburu di hutan Berwick, Lusiana,USA.
Kamera rusa adalah kamera yang bekerja menggunakan sensor gerakan, ketika sensor menangkap sebuah gerakan, otomatis kamera akan memotret objek tersebut
Nah, si pemburu terkejut ketika melihat hasil rekaman ,terekam satu sosok makhluk mengerikan seperti Ghoul  tengah berlutut.
Berita ini menghebohkan AS, Inggris , dan di Indonesia ramai dibicarakan di komunitas Kaskus, maupun Tempointeraktif.com
By the Way, jika makhluk yang terekam dalam kamera ini fakta, weleh-weleh sebaiknya kita perlu berpikir seribu kali sebelum mengunjungi sebuah hutan pada malam hari

Gendruwo

Gendruwo adalah makhluk mitologi Indonesia yang populer selain Nyai Roro Kidul.
Profilnya berbadan besar ditutupi bulu rambut lebat di sekujur tubuh. tempat tongkrongan favoritnya adalah pohon besar, rumpun bambu,  bangunan-bangunan lembab dan gelap.
Daerah show-nya yang paling sering dikunjungi di sekitar Kulon Progo-Yogyakarta , Wonogiri, lemah Putih, dan Purwosari.
Gendruwo ini dikenal sebagai makhluk iseng, suka melempari rumah atau orang denga batu kerikil , Sok  akrab,KePedean dengan mejeng supaya dilihat orang (untungnya nggak disertai ngakak.. Bwaa,makhluk gede begitu kalau ketawa apa nggak ngebass bgt.. (Grmm.grmm..grmm..), cabul : suka menepuk, mengelus wanita terutama wanita cantik (Slameeet-slamett, BaKa sensei slamet)
Posting akan dilanjutkan lain waktu, ikuti terus blog Talita Kum, karena postingannya seperti air terjun yang mengalir cepat dan always ada yang baru...

Kamis, 12 April 2012

Kisah Nyata Kesurupan dan Eksorsisme

Setan dan roh-roh jahat memang sungguh dapat merasuki seseorang. Kata “eksorsisme” berasal dari kata Latin “exorcizare” yang berarti “mengusir” atau “menghalau”.


Kisah nyata yang pada bulan Januari 1949, melibatkan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun bernama Robbie yang tinggal bersama kedua orangtuanya di Mt. Rainier.  Robbie sangat akrab dengan bibinya yang seringkali mengunjungi keluarga mereka dari St. Louis, Mo. Bibinya itu seorang medium yang biasa berhubungan dengan dunia roh. Bibinya itu membangkitkan minat Robbie dan mengajarinya bagaimana bermain jaelangkung.

Fenomena ganjil mulai terjadi pada tanggal 10 Januari 1949. Keluarga tersebut mendengar bunyi cakaran di dinding-dinding, tetapi para petugas tidak mendapati adanya binatang maupun serangga pengganggu. Barang-barang bergerak dengan sendirinya: meja akan terbalik, kursi akan bergerak melintasi ruangan, jambangan akan terbang di udara dan lukisan Kristus akan bergetar. Malam hari, Robbie merasakan cakaran-cakaran di tempat tidurnya; kerap kali ia diganggu mimpi-mimpi buruk.

Sesudah kematian bibinya yang tiba-tiba pada tanggal 26 Januari, Robbie terus bermain jaelangkung untuk berkomunikasi dengannya dan dengan roh-roh lainnya. Fenomena ganjil juga terus berlanjut. Di samping itu, perangai Robbie berubah - ia menjadi kacau, gelisah dan cepat marah.

Keluarganya membawa Robbie ke Klinik Kejiwaan Universitas Maryland untuk menjalani pemeriksaan. Setelah dua rangkaian pemeriksaan, tak ditemukan suatupun yang abnormal..

Robbie dan kedua orangtuanya menemui Pastor Hughes dari Gereja Katolik St Yakobus di Mt. Rainier. Sementara bertanya jawab dengan Robbie, Pastor Hughes melihat telepon dan benda-benda lain dalam kamar kerjanya bergerak dengan sendirinya. Robbie juga melontarkan kata-kata jorok dan hujat pada imam dalam suara yang aneh, seperti suara roh jahat. Ruangan menjadi ngeri serta menyeramkan. Pastor Hughes yakin bahwa Robbie kerasukan setan. Setelah mempelajari fakta dan juga catatan kesehatan yang ada, Kardinal O'Boyle menyetujui dilakukannya eksorsisme.

Robbie dibawa ke Rumah Sakit Georgetown di mana Pastor Hughes memulai ritual eksorsisme. Anak laki-laki itu menjadi buas, meludah dan muntah-muntah. Ia melontarkan kata-kata jorok dan hujat kepada Pastor Hughes. Walau dibelenggu di atas tempat tidur, Robbie berhasil melepaskan diri dan mencabut sebuah pegas logam yang ia cambukkan kepada Pastor Hughes dari bahu kiri hingga ke pergelangan tangannya. Dibutuhkan seratus jahitan guna menutup luka menganga di tubuh imam. Robbie tampak tenang setelah melakukan serangan ini, tak ingat akan aniaya yang ia lakukan. Robbie dilepaskan dan dihantar pulang.

Peristiwa aneh segera terjadi kembali di rumah mereka. Suatu malam, ketika Robbie sedang merapikan tempat tidurnya, tiba-tiba ia menjerit. Suatu kata berdarah telah digoreskan pada dadanya:

Sepupunya, seorang mahasiswi di Universitas St Louis, membicarakan hal tersebut kepada salah seorang imam professor, Pastor Bishop, S.J. Imam kemudian menghubungi salah seorang sahabatnya, Pastor Bowdern, S.J., imam dari Gereja St Fransiskus Xaverius.
Kedua imam dan seorang frater Yesuit pergi mewawancarai Robbie pada tanggal 9 Maret 1949. Mereka melihat cakaran zig-zag berdarah pada dada anak itu. Mereka mendengar bunyi-bunyi cakaran. Mereka melihat sebuah lemari buku yang besar bergerak dan berputar dengan sendirinya, dan sebuah bangku bergerak melintasi ruangan. Tempat tidur Robbie bergoncang sementara ia berbaring di atasnya. Ia mencecarkan kata-kata jorok dan hujat kepada mereka. Para imam ini tahu bahwa mereka sedang berhadapan dengan si jahat.

Mereka mengajukan permohonan kepada Kardinal Ritter agar diijinkan melakukan eksorsisme. Setelah memeriksa semua bukti yang ada termasuk hasil pemeriksaan medis dan psikiatris, Bapa Kardinal mengabulkan permohonan mereka pada tanggal 16 Maret.

Sementara para imam memulai Ritus Eksorsisme, Robbie menjadi buas. Ia mengeluarkan suara lolongan dan geraman. Ranjang bergoncang turun naik. Di dadanya muncul cakaran-cakaran berdarah dengan kata-kata neraka dan iblis, dan bahkan gambar setan. Robbie meludahi para imam sementara ia mencecarkan kata-kata jorok dan hujat, sembari sesekali tertawa keji.

Demi keselamatannya sendiri dan keluarga, Robbie kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Alexian Brothers dan ditempatkan dalam bangsal sakit jiwa. Pastor Bowdern terus melanjutkan eksorsisme. Dengan persetujuan keluarga, Robbie dibaptis Katolik. Ketika Pastor Bowdern berusaha memberinya Komuni Kudus-nya yang Pertama, lima kali Robbi meludahi Hosti Kudus; maka mereka berhenti untuk mendaraskan Rosario, dan pada akhirnya Robbie menyambut Ekaristi Kudus.

Pada tanggal 18 April, Senin Paskah, eksorsisme mencapai puncaknya. Sementara Pastor Bowdern melanjutkan ritual, setan mengenali kehadiran Malaikat Agung St Mikhael; roh jahat itu dihalau keluar dari Robbie. Suatu suara seperti ledakan terdengar menggema di seluruh rumah sakit. Setelah segala aniaya roh jahat ini, Robbie sama sekali tak ingat akan peristiwa kerasukan setan ini, kecuali penampakan St Mikhael. Yang menarik, The Washington Post pada tanggal 20 Agustus 1949 memuat berita di halaman depan dengan judul, “Imam Membebaskan Seorang Anak Mt. Rainier yang Dilaporkan Berada dalam Cengkeraman Iblis.”

Sudah pasti, kisah ini amat menyeramkan, namun demikian semua itu tak dapat dibandingkan dengan kengerian sesungguhnya atas kehadiran nyata roh jahat dalam fenomena kerasukan setan.

Berjaga-jagalah! Jauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu gaib, termasuk jaelangkung. Gunakanlah perlengkapan senjata kudus yang melindungi kita dari yang jahat, yaitu doa, Misa, Komuni Kudus, taat pada perintah Allah dan ajaran-ajaran Gereja, serta kerap menerima Sakramen Tobat. Jika kita mengandalkan perlengkapan senjata kudus ini demi mendapatkan rahmat-rahmat Tuhan, maka kita tak perlu khawatir: kasih Tuhan akan senantiasa menang atas yang jahat.

Mengenai Ciri-ciri/tanda-tanda orang kesurupan dan hal-hal yang perlu dihindari saat berhadapan dengan setan yang merasuki seseorang, silahkan baca : Hasil wawancara dengan Pastor Gabriele Amort, Pakar eksorsisme Gereja Katholik. Atau Silahkan Klik: Eksorsisme : Ciri-Ciri Kesurupan 

Ciri-Ciri Kesurupan dan Proses Eksorsis

Tanya-jawab Mengenai Keurupan dan Eksorsisme  dengan P. Gabrielle Amort : Pakar Eksorsismme Gereja Katholik
Pastor Gabriele Amorth dilahirkan tanggal 01 Mei 1925 di Modena, Italia Utara.
Berikut wawancara dengan beliau

v  Bagaimanakah Romo mengenali bahwa seseorang kerasukan setan?
Tidak mudah. Ada banyak tingkat kerasukan setan. Setan tak hendak dikenali, jadi ada orang-orang yang kerasukan yang berhasil menyembunyikannya. Ada kasus-kasus di mana mereka yang kerasukan menderita sakit fisik yang luar biasa hingga mereka tak dapat bergerak.
Amatlah penting untuk tidak mencampuradukkan antara kasus kerasukan setan dengan penyakit biasa. Gejala-gejala kerasukan setan seringkali meliputi sakit kepala yang hebat dan kejang perut; orang harus selalu pergi ke dokter terlebih dahulu sebelum datang pada seorang eksorsis. Ada banyak orang datang kepada saya, padahal mereka sama sekali tidak kerasukan; mereka menderita ayan atau schizophrenia atau masalah kejiwaan lainnya. Dari ribuan pasien yang saya temui, hanya sekitar seratus atau lebih yang sungguh kerasukan setan.
v Tidakkah seorang yang histeris dapat mereka-reka gejala yang sama?
Kita dapat mengenali yang hasil rekaan. Kita melihat ke dalam mata mereka. Sebagai bagian dari eksorsisme, di saat-saat tertentu dalam doa, dengan dua jari kita membuka kelopak mata pasien. Hampir selalu, dalam kasus-kasus di mana roh jahat ada, bola mata sepenuhnya tampak putih. Bahkan dengan bantuan kedua tangan, kita nyaris tak dapat melihat apakah pupil mata mengarah ke atas atau ke bawah mata. Jika pupil mata mengarah ke atas, roh jahat yang merasukinya adalah scorpio; jika mengarah ke bawah adalah ular


v Apakah yang menjadi dasar eksorsisme dalam Gereja Katolik?
Yesus melakukan eksorsisme. Ia mengusir roh-roh jahat, membebaskan jiwa-jiwa dari kerasukan setan; dari Yesus Sendiri-lah Gereja menerima kuasa dan tugas pengusiran setan. Eksorsisme sederhana dilakukan Gereja dalam setiap pembaptisan, tetapi eksorsime yang lebih berat hanya dapat dilakukan oleh seorang imam yang mendapatkan wewenang khusus dari bapa uskup.
v Dapatkah Romo menggambarkan ritual eksorsisme?
Ritual  dimulai dengan kata-kata “Ecce crucem Domini” (“Lihatlah Salib Tuhan”); imam hendaknya menjamah leher orang yang kerasukan dengan ujung stolanya dan meletakkan tangannya ke atas kepala kurban. Roh jahat akan berusaha untuk menyembunyikan diri. Tugas kita adalah membuatnya muncul, lalu menghalaunya keluar. Ada banyak cara untuk memaksa mereka memperlihatkan diri. Meski ritual tidak menyebutkannya, pengalaman mengajarkan bahwa minyak dan air suci, juga garam, dapat sangat efektif.
Roh-roh jahat sangat berhati-hati untuk tidak berbicara dan kita harus memaksanya berbicara. Apabila roh-roh jahat dengan suka hati berceloteh, maka itu adalah tipuan guna memperdaya eksorsis. Hendaknya kita tidak mengajukan pertanyaan yang tak berguna, yang timbul karena rasa ingin tahu; melainkan haruslah kita menanyainya dengan hati-hati. Kita selalu mulai dengan menanyakan nama roh jahat itu.
v Apakah ia menjawab?
Ya, melalui si kurban, tetapi dalam suara yang aneh dan tak wajar. Jika itu adalah iblis sendiri, ia akan mengatakan, “Aku setan, atau Lucifer, atau Beelzebul.” Kita tanyakan apakah ia sendirian atau adakah yang lain bersamanya. Biasanya ada dua atau lima, duapuluh atau tigapuluh. Kita harus mengetahui jumlahnya. Kita tanyakan bilamana dan bagaimana ia masuk ke dalam tubuh kurban. Kita mencari tahu apakah kehadiran mereka dikarenakan suatu kutukan dan jenis kutukan yang mana.
Selama eksorsisme, roh jahat dapat muncul perlahan-lahan atau muncul dengan ledakan yang tiba-tiba. Ia tak hendak memperlihatkan diri; ia akan murka dan ia amat kuat. Dalam suatu eksorsisme, saya melihat seorang anak berusia sebelas tahun yang dicengkeram oleh empat orang dewasa yang kuat, dan anak itu mencampakkan keempat-empatnya dengan mudah. Ada pula seorang anak laki-laki berumur sepuluh tahun yang mengangkat suatu meja yang sangat besar dan berat. Sesudahnya, saya memeriksa otot-otot lengan anak itu. Ia tak mungkin dapat melakukannya dari dirinya sendiri; ada kekuasaan iblis di dalamnya, Sebagian pasien harus dibelenggu di atas tempat tidur. Mereka meludah; mereka muntah. Pertama-tama setan akan berusaha menjatuhkan mental eksorsis, lalu ia akan berusaha menakut-nakutinya, dengan berkata, “Malam ini aku akan menempatkan seekor ular di bawah tempat tidurmu. Esok aku akan memakan hatimu.”
v Apakah terkadang Romo takut?
Tidak pernah; saya punya iman. Saya akan menertawakannya dan berkata, “Ada Santa Perawan di sampingku. Aku Gabriel. Pergi dan lawanlah Malaikat Agung St Gabriel jika kau mau.” Biasanya itu akan membungkam mereka.
Rahasianya adalah menemukan titik kelemahan roh jahat itu. Sebagian roh jahat tak dapat tahan apabila imam membuat Tanda Salib dengan stola pada bagian tubuh yang sakit, sebagian lainnya tak dapat tahan hembusan napas di wajah; yang lainnya berjuang sekuat tenaga melawan berkat dengan air suci.
Meringankan pasien selalu mungkin, tetapi menghalau roh jahat sepenuhnya dari kurban dapat dibutuhkan banyak eksorsisme selama bertahun-tahun. Sebab, bagi roh jahat, meninggalkan tubuh yang dirasukinya dan kembali ke neraka berarti mati untuk selamanya dan selanjutnya sama sekali kehilangan kemampuan untuk mencelakai manusia. Ia akan mengungkapkan keputusasaannya dengan mengatakan, “Aku mati, aku mati. Engkau membunuhku; engkau menang. Semua imam adalah pembunuh!”
v Bagaimana asal mulanya hingga orang dapat dirasuki setan?
Saya yakin, terkadang Tuhan memilih jiwa-jiwa tertentu untuk mengalami suatu ujian khusus akan ketahanan rohani, tetapi, yang lebih sering terjadi adalah orang membuat dirinya rentan dirasuki iblis dengan bermain-main dengan black magic. Sebagian terjebak dalam praktek-praktek setanisme. Yang lainnya merupakan kurban suatu kutukan.
v Adakah eksorsisme di luar Gereja Katolik?
Segala kepercayaan, segala kebudayaan, memiliki eksorsisme, tetapi hanya eksorsisme Kristiani yang memiliki kuasa sejati untuk mengusir roh-roh jahat melalui teladan dan kuasa dari Kristus
v Apakah kejahatan memang diciptakan oleh Tuhan? Apakah Tuhan menciptakan neraka?
Kita harus memperjelas hal ini: kejahatan, penderitaan, maut dan neraka tidak diciptakan oleh Tuhan. Saya hendak menceritakan sesuatu mengenai hal ini. Suatu hari P Candido sedang mengusir keluar roh jahat. Di akhir eksorsisme, imam berpaling kepada roh jahat dan dengan keras menghardiknya, “Keluar dari sini! Tuhan telah menyiapkan suatu tempat tinggal yang nyaman, dengan api yang berkobar-kobar untukmu!” Mendengar itu, roh jahat menjawab, “Kau tak tahu apa-apa! Bukan Dia [Tuhan] yang menciptakan neraka; tetapi kami. Ia bahkan tak pernah memikirkannya.” Serupa dengan itu, dalam kesempatan lain, ketika saya sedang menanyai roh jahat untuk mengetahui apakah ia terlibat dalam penciptaan neraka, roh jahat menjawab, “Kami semua terlibat.”
v Apakah sebagian orang memang ditakdirkan untuk masuk neraka?
Saya biasa menjawab dengan empat kebenaran yang dinyatakan Kitab Suci bagi kita: Tuhan menghendaki agar semua orang diselamatkan; tak seorang pun ditakdirkan masuk ke neraka; Yesus wafat bagi semua orang; dan tiap-tiap orang telah dianugerahi rahmat yang cukup agar beroleh keselamatan.
v Apakah Yesus lebih berkuasa dari roh-roh jahat?
Apabila saya mengucapkan kata-kata ini, “dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,” saya berlutut, semua orang yang hadir berlutut, dan selalu, orang yang kerasukan roh-roh jahat pun akan terpaksa berlutut. Sungguh suatu saat yang menggetarkan hati dan penuh daya kuasa.
v Apakah Romo menonton “The Exorcist”, film horror terkenal tahun 1973?
Tentu saja, spesial efeknya berlebihan, tetapi suatu film yang bagus dan pada pokoknya benar, berdasarkan novel yang baik yang didasarkan pada suatu kisah nyata. Orang perlu tahu apa yang kami lakukan.
Mengenai kisah “The Exorcist” : Silahkan klik disini
Sumber:   “An Interview With Fr Gabriele Amorth – The Church’s Leading Exorcist by Gyles Brandreth of The Sunday Telegraph (October)